Rabu, 17 Agustus 2016

Uang, Jenjang Karir, Ilmu dan Waktu



Saya sering mendengar orang-orang berkata bahwa dalam hidup kita selalu akan berhadapan dengan pilihan. Setiap mendengar hal ini saya jadi teringat sewaktu masih kuliah di semester awal dahulu, saya mendapat mata kuliah pengantar ilmu ekonomi. Saya ingat dosen saya selalu berkata bahwa dalam ilmu ekonomi dikenal adanya prinsip trade off / Pertukaran.

"People face trade off", begitu dosen saya berkata.

Dari situ saya juga belajar mengenai konsep kelangkaan / scarcity, yakni manusia sudah kodratnya memiliki keinginan yang tidak terbatas sedangkan sarana dan prasarana atas keinginan tersebut terbatas, Karena keterbatasan inilah manusia harus memilih dalam memuaskan keinginannya karena sarana dan prasarana pemenuhan keinginannya tidak dapat memenuhi semua keinginannya,

Ini adalah bentuk pengorbanan manusia dalam merelakan sesuatu hal untuk mendapatkan hal lainnya (prioritas). Kerelaan ini berarti kita telah menukar / memilih (trade off) satu hal unntuk memperoleh hal lainnya.

Dalam dunia kerja, umumnya keinginan/ekspektasi orang terhadap pekerjaannya adalah :

Uang, Jenjang Karir, Ilmu dan Waktu

Uang, ini adalah motivasi mendasar semua orang dalam bekerja. Kita bekerja karena mengharapkan adanya imbalan upah atas jerih payah yang kita lakukan, Kita menukar tenaga atau pikiran dengan sejumlah uang yang disetujui diawal. Dengan uang yang kita peroleh maka kita bisa memenuhi kebutuhan hidup. Kalau ditanya berapa gaji yang layak untuk hidup di kota besar, ambil contoh Jakarta? Saya pernah baca di satu blog tentang manajemen bahwa angka gaji yang masuk akal untuk hidup layak di Jakarta adalah 15 juta (dengan asumsi sudah bekeluarga dan memiliki anak). Penghasilan tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti:  biaya pendidikan, biaya transportasi dan komunikasi, biaya kredit rumah dan mobil.

Jenjang Karir, siapa yang tidak menginginkan promosi atau kenaikan jabatan? kalau anda tidak memiliki keinginan seperti itu maka anda adalah tipe karyawan "deadwood", ibarat kayu maka anda adalah kayu lapuk yang akan mati dan dibuang karena tidak berguna. Jenjang karir atau promosi dibutuhkan sebagai motivasi dan penghargaan terhadap diri sendiri dan agar tidak terjebak pada situasi comfort zone. Dengan kondisi lingkungan yang saat ini sangat dinamis maka karyawan yang bertipe deadwood tidak akan siap dengan adanya perubahan dan tantangan yang muncul pada lingkungannya,

Ilmu, pekerjaan yang menantang dan memberikan kesempatan untuk memberikan pengetahuan yang baru pasti akan diminati dan membuat karyawan betah dan menikmati pekerjaannya. Banyak orang memilih bekerja di suatu perusahaan karena pekerjaan yang ditawarkan memberikan ilmu yang banyak, bukan karena semata-mata jumlah uang yang ditawarkan.

Waktu, di kota-kota besar dimana tingkat kemacetan yang parah dan waktu kerja yang tinggi membuat banyak orang menghabiskan sebagian waktunya hanya karena urusan pekerjaan. Tidak ada lagi waktu untuk keluarga, sosial, dan pengembangan diri (minat dan hobi). Di Jakarta, banyak karyawan memiliki rumah yang berada di pinggiran Jakarta. Jarak tempuh antara rumah dan kantor pulang pergi biasanya memakan waktu 3 jam dan ditambah dengan waktu kerja yang lebih dari 8 jam sehari maka hampir setengah dari 24 jam/hari habis untuk urusan pekerjaan. Ada sebuah survei yang dilangsungkan untuk indeks kesehatan oleh Gallup-Healthways Well-Being, Inggris. Survei ini menyimpulkan, jarak rumah-tempat kerja yang ideal maksimalnya adalah 10 menit. Lebih lanjut survei tersebut mengatakan bahwa orang dengan waktu tempuh ke tempat kerja hingga tiga jam atau lebih cenderung mengalami kekhawatiran berlebihan sepanjang hari yang beimbas pada masalah kesehatan dan kebahagiaan seseorang. 


Idealnya tentu kita menginginkan keempat hal diatas ada dalam pekerjaan kita saat ini. Namun hal tersebut sangat jarang. Kalau keempat hal diatas tidak ada dalam pekerjaan kita lalu bagaimana?

Jawaban untuk pertanyaan itu adalah apa yang menjadi prioritas Anda dalam bekerja?



Bagi karyawan baru yang menjadi prioritas mungkin adalah Ilmu dan Jenjang Karir, Mengenai Gaji dan Waktu, tidak menjadi prioritas karena mereka lebih berfokus pada pengembangan diri dan mencari pengalaman, Atau sama halnya jika Anda sudah bekerja lama dengan Gaji kecil namun bagi Anda itu bukan menjadi masalah karena Anda merasa pekerjaan saat ini memberikan Ilmu dan jenjang karir yang jelas maka sebaiknya Anda bertahan di pekerjaan saat ini. Bangun pondasi yang kuat di bidang yang Anda tekuni untuk mempersiapkan diri menerima tantangan yang lebih besar lagi.

Ada juga beberapa orang yang lebih mementingkan waktu untuk keluarga sehingga saat ditawari pekerjaan dengan Gaji dan posisi yang sama/lebih rendah tapi waktu kerja dan lokasi yang dekat dengan rumah maka tawaran pekerjaan diterima. 

Coba sesekali Anda merenung untuk kemudian mereview kembali posisi Anda saat ini dan melihat apa yang menjadi prioritas Anda dalam beberapa tahun kedepan. Rencanakan dengan matang apa yang menjadi target dan tujuan hidup dengan mempertimbangkan realita dan prioritas maka Anda dapat memperkirakan posisi yang ideal untuk Anda.


Rabu, 15 Juni 2016

Makna Dalam Pekerjaan





 "Besi dapat berkarat karena tak terpakai, air yg stagnan akan kehilangan kemurniannya dan dalam cuaca dingin ia membeku. Seperti itu pula halnya dengan ketidakaktivan yang akan menyerap habis kekuatan pemikiran.  Leonardo Da Vinci

Beberapa waktu yang lalu saya sedang bercakap-cakap dengan kolega pada saat makan siang dengan topik pembicaraan yang ringan. Salah satu tema pembicaraan adalah tentang motivasi seseorang dalam bekerja. 

Teman saya bercerita bahwa ada salah seorang temannya yang sebenarnya dia tidak perlu bekerja lagi seumur hidupnya untuk mencari nafkah karena kekayaan yang dimiliki lebih dari cukup. Dia memiliki harta yang berlimpah, beberapa mobil mewah dengan merek yang paling murah adalah Toyota fortuner. Kalau tidak salah dengar istrinya juga memang anak pengusaha dimana setiap ¾ bulan sekali mendapat jatah 1 M dari perusahaan peninggalan ayahnya. Jadi secara materi sangat berkecukupan. Namun anehnya sang suami tetap bekerja sebagai Marketing Manager di salah satu perusahaan dengan masa kerja yang terbilang lama. 

Ada beberapa yang berkomentar kenapa masih tetap bekerja padahal  dengan santai dan berleha-leha di rumah, uang sudah mengalir ke kantong. Padalah banyak orang yang bermimpi agar dapat hidup santai tanpa perlu bekerja setiap harinya. Tidak perlu repot-repot datang ke kantor, bermacet-macetan atau bertemu dengan atasan/bawahan yang menyebalkan. 

Sejatinya fitrah manusia adalah beraktivitas, tubuh manusia kalau hanya berdiam diri saja dan tidak bergerak maka akan timbul banyak penyakit, bahkan WHO mencatat bahwa kurangnya aktivitas fisik adalah penyebab keempat tertinggi kematian di dunia. 

Begitupun dengan otak manusia yang jika tidak dipakai dan dilatih maka akan mengecil dan berkarat. Otak akan mengalami penurunan fungsi dan sang empunya akan terserang penyakit lupa ingatan atau alzeimer karena tidak mengasah otaknya tetap optimal.

Beberapa dari anda mungkin pernah diajukan pertanyaan seperti ini pada saat melakukan wawancara kerja, apa makna pekerjaan buat anda?

Bagi saya, pekerjaan bukan semata-mata mencari uang dan penghidupan tetapi lebih kepada hakikat dan fitrah manusia yaitu beraktivitas.

Senin, 08 Februari 2016

Tren Gaji Indonesia Tahun 2016


Setiap tahun beberapa lembaga HR mengeluarkan salary survey sebagai pedoman perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam menerapkan salary structure di internal mereka. Tahun 2016 ini menurut Kelly Services Indonesia, rata-rata kenaikan gaji tiap tahun adalah 8-12% dan khusus bagi karyawan yang resign dan pindah kerja ke tempat baru umumnya gaji yang diharapkan naik sebesar 25-30%.

Dalam lima tahun terakhir tingkat gaji di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik bila dibandingkan dengan negara-negara Asean lain, posisi yang mengalami kenaikan cukup tinggi berada pada level Middle Management (Junior Manager sampai Senior Manager). Hal ini disebabkan kebutuhan (demand) manajer yang andal amat tinggi, sementara pasokan (supply) amat terbatas.

Menurut Lembaga konsultan Boston Consulting Group dalam surveinya menyebutkan : dalam 10 – 20 tahun ke depan, Indonesia akan mengalami kekurangan manajer hingga 40%. Gaji untuk level middle management di tahun 2015 rata-rata berada dikisaran 20-30 juta rupiah per bulan, 

Pada entry level, range salary juga mengalami kenaikan yang signifikan,untuk posisi Management Trainee (MT) di beberapa perusahaan dahulu berkisar 4-7 juta per bulan, sekarang dapat mencapai 10 juta. MT di FMCG (fast moving consumer goods) berada dikisaran 5-7 juta dan di sektor minyak dan gas untuk posisi MT, gaji yang ditawarkan berkisar di antara 10-20 juta. Kenaikan ini juga diakibatkan kenaikan UMP yang tinggi (UMP di Jakarta tahun 2016 adalah 3.1 juta).

Bagaimana dengan salary Anda, apakah sudah sesuai dengan ekspektasi?

Sekedar informasi, inflasi tahun 2015 lalu menurut data Biro Pusat Statistik (BPS) adakah 3.35% dan PDB tahun 2015 sekitar 4.7%.  Jadi kalau di tahun 2016 salary anda naik sekitar 7% maka itu sudah cukup baik.Dan selalu ingat bahwa Gaji Anda mencerminkan kompetensi Anda.

Senin, 01 Februari 2016

Toxic and Non-Toxic Employee



Di banyak perusahaan/organisasi, sering kita temui adanya karyawan atau anggota organisasi yang menjadi "racun" atau "virus". Biasanya perusahaan yang telah terkontaminasi karyawan "beracun" ditandai adanya tukang "nyinyir", pendengki, penjilat, tukang adu domba atau pemalas. Orang-orang seperti itu memiliki kinerja atau performance yang rendah yang mengakibatkan produktifitas team menurun sehingga tujuan organisasi tidak tercapai.

Tahukan anda berapa harga yang harus dibayar oleh perusahaan karena merekrut karyawan yang bertipe "racun" itu?

Menurut penelitian, dengan merekrut "toxic employee" maka perusahaan telah merugi sejumlah 
12.800 USD. Angka yang sangat besar itu dikarenakan toxic employee dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya menjadi buruk, memicu karyawan baik resign meninggalkan perusahaan lebih banyak dan sering yang berujung pada menurunnya omset perusahaan karena mengurangi produktifitas semua orang di sekitar mereka.


Karyawan yang menjadi virus di tempat kerja umumnya memiliki karakteristik sebagai berikut:
  1. Mereka enggan untuk beradaptasi dengan segala hal yang baru, selalu merasa diri paling benar dan sangat anti dengan adanya perubahan.
  2. Toxic employee biasanya sangat defensif saat sedang berdiskusi dengan anggota team lainnya.
  3. Tidak memiliki kredibilitas atau kurang dipercaya oleh orang lain.


Demikian besarnya biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan dan besarnya dampak karena adanya karyawan buruk tersebut maka sudah seharusnya perusahaan membuang racun-racun agar tidak menyebar ke bagian lain. Sekiranya membuang racun dirasa terlalu sulit, maka perusahaan dapat mengkampanyekan kriteria-kriteria yang harus dimiliki oleh karyawannya agar mengurangi virus-virus yang merugikan perusahaan.

Ada 6 kriteria agar kita dapat menjadi karyawan yang menyebarkan virus-virus kebaikan atau bagi seorang recruitment dapat menjadi kriteria pada saat merekruit karyawan baru, kriteria terebut adalah:

  1. Mengetahui dan memahami values di perusahaan, serta berusaha untuk menyelaraskannya dengan value di masing-masing karyawan.
  2. Menunjukkan semangat dan antusias pada posisi yang saat ini ditempati
  3. Selalu memiliki keinginan untuk belajar dan menjadi lebih baik
  4. Memiliki hubungan komunikasi yang baik dengan karyawan laiinnya.
  5. Loyal terhadap perusahaan.
  6. Bertanggung jawab terhadap pekerjaan.